Rabu, 05 Januari 2011

Ajeng "Setiap Detik Berharga Buat Gue..."

Jakarta, KasaKusuK.com

Yudha ingin tahu kertas apa yang dipegang oleh Mamanya, Ajeng dan Tante Natasya sangat tegang, tapi seperti biasa Tante Natasya selalu bisa menghindar dari tekanan, dengan senjata utama melemahkan hati Yudha, yang seakan tidak percaya sama Mamanya sendiri, Yudha yang sudah hampir membuka surat pernyataan tersebut, akhirnya tidak jadi, dan mengembalikan kertas itu ke Mamanya, Ajeng lega, tapi setelah Yudha pergi Ajeng dihadapi dengan keputusan yang mahal harganya, Tante Natasya menandatangani surat pernyataan itu.
Kata-kata Tante Natasya terus terngiang di telinga Ajeng, kalau Yudha akan bisa melupakan ajeng, tapi tidak akan bisa melupakan Mamanya. Ajeng sungguh sedih malam itu, apapun Ajeng akan terus mencintai Yudha, hujan turun seakan turut bersedih, bercampur dengan air mata Ajeng, Yudha pun menatap luar dari jendela kaca, penuh cinta sama Ajeng. Seluruh kenangan indah bersama Yudha bermain-main dalam benak Ajeng.
Aldo yang punya taktik jerawat di hidung supaya dijauhi Bella ternyata salah besar, justru Bella senang sekali, karena itu bukti cinta Aldo sama Bella, Aldo benar-benar sesak nafas dipeluk sama Bella,  Yudha yang mendengar masalah Aldo punya pacar baru, itu akan membuat Bella pergi, jadi punya ide punya pacar bohongan supaya Ajeng membencinya, sementara Vitha mulai kesal karena Fathir juga dicalonkan jadi ketua OSIS, Angel melihat ini, langsung saja mengejek rupanya dua sejoli saling cakar-cakaran nih, dan untuk membantu Vitha Angel akan mencalonkan diri juga sebagai ketua OSIS, Fathir sungguh tidak mengerti dengan Vitha yang keras kepala, itu lebih baik Fathir ikut jadi calon Ketua OSIS, daripada nanti Angel yang terpilih, karena semua orang sudah tidak suka sama Vitha, tapi tetap saja Vitha tidak mengerti.
Yudha langsung saja memutuskan GOLPUT untuk memilih siapa  yang akan jadi ketua OSIS yang baru, Nakula dan Aldo tentu saja langsung ikut Boss Kodok, semuanya sepakat untuk GOLPUT, Ajeng yang hendak pulang langsung saja menarik tasnya, tanpa sadar kalau dompetnya terjatuh, seseorang mengambil dompet Ajeng yang jatuh. Sementara di warnet Vitha sama Angel ribut hanya masalah print, mereka harus gantian, Mike datang menenangkan, mencoba menghibur Angel dengan rayuan yang membuat Vitha sebel mendengarnya, Vino melihat kejadian ini langsung ingin mengacaukan dengan memanfaatkan Vitha.
Ajeng sangat panik kehilangan dompet, dicari-cari sampai ke kolong meja, karena di dompetnya ada surat pernyataan dengan Tante Natasya, saat itu Ajeng mendengar suara Karina, ternyata Karina yang menemukan dompet tersebut, tapi masalahnya dompet itu lalu dititipkan ke FAthir untuk diberikan ke Yudha, Ajeng yang mendengar di bawah kolong meja jadi panik sampai kepalanya bentok meja, Ajeng yang mengejar Fathir nabrak Rangga, dan dari Rangga Ajeng dapat surat dari Tante Natasya, lalu cepat lari ke arah perpusatakaan, begitu sampai Ajeng bingung karena tidak melihat  Fathir dan Yudha, Ajeng gelisah sekali, perlahan dibukanya surat dari Tante Natasya yang tadi diberikan oleh Rangga, sangat terkejut ketika membaca pesan singkat penuh ancaman Tante Natasya, supaya Ajeng segera mutusin Yudha.
Yudha yang berada di lapangan basket untuk cari cewek bohongan, tidak tertarik dengan cewek-cewek yang lewat, saat itu Fathir yang membawa dompet Ajeng untuk diserahkan kepada Yudha, tapi baru saja mau sampai langsung saja Marco datang menghalangi, rencana tentang lagu-lagu album, Fathir sangat antusias, dompet Ajeng dimasukan ke dalam tas, saat itu kertas surat pernyataan Ajeng jatuh. Sedangkan Aldo lari tunggang-langgang, tabrakan dengan Rangga, langsung saja memeluk Rangga, ternyata Aldo kabur lagi dari Bella yang mencari-cari, dan adegan Aldo memeluk Rangga jadi bahan ejekan anak-anak cewek sekolah yang lain, karena tidak menyangka Rangga senang cowok, ini membuat Rangga marah sama Aldo, Ajeng terlihat mencari-cari Fathir, Rangga sadar ternyata cewek memang ribet, tapi cowok tidak hidup tanpa cewek.
Yudha datang mendekati Fathir dan Marco, mengambil kertas yang jatuh dekat kaki Fathir, hendak membukanya, tapi tidak jadi, dimasukan ke dalam tas Fathir, karena Yudha mau ganti pakaian dulu, dompet tersebut masih tetap ada di Fathir. Di sebuah taman Vino dan Kalisa lagi ribut, karena vino mutusin, Kalisa tidak terima, Vino cuek saja, Kalisa geram dengan tingkah laku Vino.
Karina sangat marah sekali sama Marco dan Yudha yang katanya akan GOLPUT, tapi bawa menempelkan selebaran calon Ketua OSIS, langsung saja di jewer telinga Marco dan Yudha, Fathir senyum-senyum, saat itu Ajeng datang minta dompetnya sama Fathir, tapi perhatiannya beralih karena Marco dan Yudha yang nempelkan selebaran, Ajeng dan Karina langsung saja ngomel-ngomel sama Marco dan Yudha, saat itu Fathir menyelinap pergi, Ajeng juga pergi, kejadian ini tidak lepas dari Vitha yang sedih sahabat-sahabatnya pada bertengkar, Angel mengatakan semua ini karena Vitha yang membuat mereka pada ribut.
Fathir berjalan dikejar oleh Ajeng yang langsung meminta dompetnya, Fathir lalu memberikan dompet, Ajeng gembira luar biasa akhirnya dompetnya selamat, tapi tidak memeriksa, karena kertas tersebut masih berada di dalam tas Fathir.
Vitha yang pulang sendirian, di pintu gerbang sekolah membenarkan kata-kata Angel kalau para sahabatnya ribut gara-gara dirinya, Vino mendekat dan mencoba untuk mempengaruhi Vitha, tapi ternyata Vitha bukan tipe cewek yang bisa termakan hasutan, Vitha pergi dengan tertawa, dan Vino sungguh kesal dengan rencananya yang gagal.
Vitha dalam pemilihan Ketua OSIS mengundurkan diri, semuanya terkejut, tapi untuk Vitha persahabatan lebih penting dari apapun juga, termasuk jabatan jadi ketua OSIS, untuk itulah lebih baik mundur, daripada semua sahabatnya bingung harus memilih siapa, karena Fathir dan Angel juga sahabat mereka dan menurut Vitha, Fathir dan Angel lebih pantas, Ajeng bertepuk tangan, semua bertepuk tangan, Fathir dan Angel saat itu juga mengundurkan diri jadi ketua OSIS, Ajeng langsung berteriak Ketua OSIS tetap Vitha.
Angel senang karena bisa mengalahkan egonya, semua itu karena adanya Mike di sampingnya, semuanya demi persahabatan mereka, Vino yang mendengar mencoba untuk kembali mempengaruhi Angel, saat Angel menutup HPnya, langsung saja vino melancarkan serangan, tapi kini Vino bertemu batunya, Angel sama sekali tidak percaya, kata-kata Angel tajam menusuk jantung Vino yang dikatakan licik, terus pergi, Vino geram sekali dengan hal ini, tanpa disadari Kalisa memperhatikan, Vino mengeluarkan kartu lain, dan SMS Mike.
Dalam acara selamatan Vitha yang telah menjadi Ketua OSIS kembali, tiba-tiba vitha mendapat SMS, setelah itu minta waktu sebentar, secepatnya akan kembali, Angel sedikit curiga dengan kepergian Vitha.
Vitha melihat Mike menunggu di taman, tapi saat hendak mendekati Mike, kaki Vitha terpeleset plastik, langsung saja di tangkap oleh Mike, bertepatan dengan itu muncul Angel, Vitha dan Mike kaget. Vino yang melihat adegan ini sangat gembira karena sekali tepuk tiga lalat didapatinya, Kalisa juga melihat kejadian ini.
Di dalam cafe, tiba-tba Karina, Bella, Marco, Fathir, Aldo, dan Nakula sepakat untuk meninggalkan Yudha sama Ajeng berduaan, Ajeng yang lagi sibuk dengan tumpahan minuman di kaos Yudha, kemudian tersadar kalau semua sahabat sudah pada pergi, Yudha juga jadi bingung, Ajeng yang tidak mau diantar Yudha, akhirnya menurut ketika Yudha menggandengan pergi.
Ajeng sudah sampai rumahnya, tapi bagaimana mau masuk rumah kalau Yudha masih memegang tangannya, Yudha melepaskan genggaman di tangan Ajeng, terus pamit pergi, setelah Yudha pergi Ajeng sungguh merasa gembira, genggaman Yudha "rasanya lebih kesetrum lagi..., tanpa Ajeng sadari Tante Natasya berada di belakang Ajeng, begitu membalikan badan Ajeng terkejut ada Tante Natasya, yang langsung saja menagih janji Ajeng untuk mutusin Yudha, sedangkan Tante Natasya sudah tanda tangan surat pernyataan.
Yudha yang berjalan pulang, tiba-tiba terpikir, kenapa harus melepaskan tangan Ajeng, ini membuat Yudha memutuskan untuk kembali ke rumah Ajeng, saat sampai Yudha sangat terkejut ketika Mamanya berhadapan dengan Ajeng, lebih terkejut lagi ketika mendengar ancaman Mamanya..."hidup kamu akan lebih sengsara dari sebelumnya...saya sudah tanda tangan supaya kamu meninggalkan Yudha... tapi sampai sekarang kamu belum meninggalkan dia..."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar